Ilmu Sosial Dasar Sebagai Mata Kuliah Umum

Minggu, 06 November 2011.
                 Ilmu Sosial Dasar sebagai salah satu Mata Kuliah Dasar Umum
                      

ILMU SOSIAL DASAR SEBAGAI KOMPONEN MKDU
            Dalam menghadapi berbagai masalah dalam penyelenggaraan tridarma perguruan tinggi serta untuk memenuhi tuntutan masyarakat dan negara maka perguruan tinggi menyelenggarakan program pendidikan umum yang bertujuan sebagai berikut :
  1. Untuk membantu perkembangan kepribadian mahasiswa agar dapat berperan sebagai anggota masyarakat dan bangsa serta agama
  2. Untuk menciptakan kepekaan mahasiswa terhadap masalah serta kehidupan sosial yang timbul di salam masyarakat
  3. Untuk memberikan pengetahuan kepada mahasiswa agar mereka mampu berpikir secara interdisipliner dan mampu memahami pemikiran para ahli ilmu pengetahuan sehingga memudahkan mereka untuk berkomunikasi
Banyak sekali pendidikan umum yang diselenggarakan oleh universitas dan institut yang kemudian dikenal dengan mata kuliah dasar umum (MKDU) yang terdiri dari Agama, Kewarganegaraan, Pancasila, Kewiraan, Ilmu Budaya Dasar (IBD) dan Ilmu Sosial Dasar (ISD).
Adapun tujuan diberikannya mata kuliah ilmu sosial dasar ini yaitu sebagai salah satu usaha dan bekal kepada mahasiswa agar mereka mampu memahami masalah-masalah sosial yang terjadi di lingkungan dan mampu memecahkan masalah tersebut dengan menggunakan pendekatan ilmu sosial dasar.
Secara khusus pun mata kuliah dasar umum ini bertujuan untuk menghasilkan mahasiswa dan warga negara sarjana yang :
  1. Berjiwa Pancasila
  2. Takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
  3. Memiliki wawasan yang komprehensif dan pendekatan yang intergral sehinga mampu menghadapi permasalahan kehidupan baik sosial, politik maupun keamanan
  4. Memiliki wawasan budaya yang luas
Pada masa pemerintahan Belanda yaitu kelanjutan dari politik balas budi yang dianjurkan oleh Conrad Theodore van Deventer, banyak orang yang menganggap bahwa sistem pendidikan kita saat ini masih berbau kolonial. Maka banyak cendikiawan, sarjana pendidikan, sosial dan budaya yang mengkritik bahwa ilmu sosial dasar harus diberikan kepada mahasiswa. Hal inilah yang melatarbelakangi pentingnya ilmu sosial dasar dalam pendidikan umum.
Ilmu sosial dasar sebagai bagian dari MKDU mempunyai tema pokok yaitu hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya. Dengan diberikannya ilmu sosial dasar kepada mahasiswa diharapkan dapat menghasilkan sarjana-sarjana yang mempunyai kemampuan-kemampuan seperti berikut :
  1. Kemampuan akademis adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah baik memalui lisan maupun tulisan. Menguasai peralatan analisis maupun berpikir logis, kritis, sistematis dan analis. Memiliki kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasikan dan merumuskan masalah yang dihadapi serta mampu menawarkan solusinya.
  2. Kemampuan profesional adalah kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli.
  3. Kemampuan personal adalah kemampuan kepribadian.
Jadi, tegasnya ilmu sosial dasar adalah usaha memberikan pengetahuan dasar dan pendidikan umum mengenai konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji gejala-gejala sosial agar daya tanggap, persepsi dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi masalah di lingkungan sosialnya dapat ditingkatkan sehingga kepekaan mahasiswa terhadap lingkungannya menjadi lebih besar.
Tujuan ilmu sosial dasar sebagai mata kuliah dasar umum yaitu membantu kepekaan wawasan pemikiran dan kepribadian mahasiswa agar memperoleh wawasan pemikiran yang lebih luas dan bisa menjaga sikap dan tingkah laku dalam menghadapi manusia yang lainnya.
Ilmu pengetahuan dikelompokkan dalam 3 kelompok besar yaitu :
  1. Ilmu-ilmu Alamiah (natural science), ilmu ini bertujuan untuk mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta.
  2. Ilmu-ilmu Sosial (social science), ilmu ini bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antara manusia.
  3. Pengetahuan Budaya (the humanities), ilmu ini bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi.
Yang membedakan masalah sosial dengan masalah lainnya adalah bahwa masalah sosial selalu ada kaitannya dengan nilai-nilai moral dan pranata sosial. Masalah sosial menurut pengertiannya terbagi menjadi 2 definisi, definisi menurut umum dan definisi menurut para ahli. Definisi masalah sosial menurut umum yaitu segala sesuatu yang menyangkut kepentingan umum. Sedangkan definisi masalah sosial menurut para ahli yaitu suatu kondisi atau perkembangan yang terwujud dalam masyarakat yang berdasarkan aras studi, mempunyai sifat yang dapat menimbulkan kekacauan terhadap kehidupan warga masyarakat secara keseluruhan.

  1. Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan

Penduduk, masyarakat dan kebudayaan adalah konsep-konsep yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Jadi, masyarakat akan terbentuk jika ada penduduknya sehingga tidak mungkin ada masyarakat tanpa adanya penduduk, lalu tidak ada suatu masyarakat yang tidak di dukung oleh kebudayaan.
Penduduk dalam pengertian luas dapat diartikan sebagai kelompok organisme sejenis yang berkembang biak dalam suatu daerah tertentu. Adapun masyarakat adalah suatu kesatuan kehidupan sosial manusia yang menempati wilayah tertentu yang keteraturannya dalam kehidupan sosialnya memiliki pranata sosial yang telah menjadi tradisi dan mengatur kehidupannya. Kebudayaan merupakan hasil budi daya manusia, ada yang mendefinisikan sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta manusia.

PENDUDUK DAN PERMASALAHANNYA

            Orang yang pertama mengemukakan teori mengenai penduduk ialah Thomas Robert Malthus dalam edisi pertamanya “Essay Population“ tahun 1798. Malthus mengemukakan adanya dua persoalan pokok yaitu bahwa bahan makanan adalah penting untuk kehidupan manusia dan nafsu manusia tidak dapat ditahan. Bertitik tolak dari hal itu teori Malthus yang sangat terkenal yaitu bahwa berlipat gandanya penduduk itu menurut deret ukur sedangkan berlipat gandanya bahan makanan menurut deret hitung sehingga pada suatu saat akan timbul persoalan-persoalan yang berhubungan dengan penduduk.

DINAMIKA PENDUDUK

            Dinamika penduduk ditunjukkan dengan adanya faktor perubahan dalam hal jumlah penduduk yang disebabkan oleh adanya pertumbuhan penduduk. Penduduk bertambah tidak lain karena adanya unsur kelahiran, kematian, kedatangan dan kepergian dari penduduk itu sendiri. Karena keempat unsur tersebut maka perambahan penduduk dapat dihitung dengan cara : pertambahan penduduk = (lahir – mati) + (datang – pergi).
               Fertilitas adalah tingkat pertambahan anak yang dihitung dari jumlah kelahiran setiap seribu penduduk dalam satu tahun. Tingkat kelahiran yang dihitung dari kelahiran perseribu penduduk dalam satu tahun merupakan kelahiran secara kasar sering disebut Crude birth Rate (CBR). Disamping CBR ini dapat juga kita mencari tingkat kelahiran dari wanita umur tertentu yang disebut Age Specifica Fertility Rare (ASFR) yaitu diperhitungkan dari jumlah kelahiran dari tiap seribu wanita dalam usia produktif (tertentu) dalam satu tahun.
               Faktor kedua mempengaruhi pertumbuhan penduduk ialah mortalitas atau tingkat kematian secara kasar disebut Crude Date Rate (CDR) yaitu jumlah kematian pertahun perseribu penduduk. Rumkus yang dapat digunakan untuk memproyeksikan penduduk yaitu :

Pn = (1 + r) n x  Po
Pn = jumlah penduduk yang  dicari pada tahun tertentu (proyeksi penduduk)
 r = tingkat pertumbuhan penduduk dalam persen (%)
 n  = jumlah dari tahun yang akan diketahui
Po = jumlah penduduk yang diketahui pada tahun dasar

KOMPOSISI PENDUDUK

               Setiap 10 tahun sekali, pemerintah Indonesia selalu mengadakan sensus penduduk. Sensus penduduk bukan hanya menghitung jumlah penduduk saja tetapi mendata tentang umur penduduk, jenis kelain penduduk, tingkat pendidikan penduduk, jenis pekerjaan penduduk dan sebagainya. Dengan mengetahui komposisi penduduk tersebut menurut umur dan jenis kelamin, data dapat disusun menjadi piramida penduduk. Piramida penduduk adalah suatu grafik susunan penduduk pada saat tertentu dalam bentu piramid.
               Berdasarkan komposisinya piramida penduduk dibedakan atas :
  1. Penduduk muda
  2. Bentuk piramida stationer
  3. Piramida penduduk tua

PERSEBARAN PENDUDUK

               Pada masa purba hingga saat ini, manusia lebih memilih tempat yang subur untuk dijadikan tempat tinggal. Hal ini menjadi penyebab perebutan wilayah subur antar manusia dan menjadi sebuah kemungkinan timbulnya kepadatan penduduk. Dari kepadatan penduduk tersebut maka akan berkembang pesat menjadi sebuah perkotaan, daerah tempat pemerintahan, daerah perdagangan dan lain-lain. Dari sinilah kemudian banyak penduduk dari tempat yang tidak terlalu subur berpindah ketempat yang lebih subur. Hal ini disebut dengan transmigrasi (perpindahan penduduk dari satu daerah ke daerah yang lainnya).

PERKEMBANGAN DAN PERUBAHAN KEBUDAYAAN

               Pengertian kebudayaan banyak dikemukakan oleh para ahli. Salah satunya telah dikemukakan oleh Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi yang merumuskan bahwa kebudayaan adalah semua hasil dari karya, rasa dan cipta masyarakat. Lalu dari berbagai pengertian tersebut, para ahli merumuskan adanya 7 unsur kebudayaan yang umumnya ada di masyarakat, yaitu :
  1. Unsur religi (agama)
  2. Sistem kemasyarakatan
  3. Sistem peralatan
  4. Sistem mata pencaharian hidup (pekerjaan)
  5. Sistem bahasa
  6. Sistem pengetahuan
  7. Seni
               Berasal dari 7 unsur itulah maka kebudayaan paling sedidkit memiliki 3 wujud antara lain :
  1. Wujud sebagai suatu kompleks dari ide, gagasan, norma, peraturan dan sejenisnya
  2. Kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat
  3. Kebudayaan sebagau benda hasil karya manusia
               Perubahan kebudayaan terjadi karena pola hidup masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan tersebut. Biasanya terjadi karena manusia mengadakan hubungan dengan manusia yang lainnya atau karena hubungan antara kelompok manusia dalam masyarakat.

KEBUDAYAAN HINDU, BUDHA DAN ISLAM

Kebudayaan Hindu dan Budha

               Pada abad ke-3 dan ke-4, agama Hindu masuk ke Indonesia khususnya ke Pulau jawa. Perpaduan antara kebudayaan setempat dengan kebudayaan Hindu yang berasal dari india berlangsung secara mudah dan mantap. Lalu sekitar abad ke-5, ajaran Budha atau budhisme masuk ke Indonesia khususnya Pulau Jawa. Ajaran Budha dapat dikatakan memiliki pandangan yang lebih maju daripada ajaran Hindu, karena pada ajaran Budha tidak menghendaki adanya kasta-kasta dalam sebuah masyarakat.

Kebudayaan Islam

               Pada abad ke-15 dan ke-16, agama Islam telah dikenalkan di Indonesia oleh para pemuka Islam yang disebut dengan Wali Sanga. Titik pusat penyebaran agama Islam terjadi di Pulau Jawa, tetapi masuknya agama Islam terjadi sebelum abad ke-15. Bukti tersebut ditunjukkan dengan adanya makam seorang wanita Islam di daerah Gresik pada abad ke-11. Masuknya Islam ke Indonesia berlangsung dalam suasana damai dan tidak dengan paksaan.
               Hingga saat ini, agama Islam berkembang pesat di Indonesia dan menjadi agama yang mendapat penganut paling banyak. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa kebudayaan Islam menjadi saham yang besar bagi perkembangan kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia.

KEBUDAYAAN BARAT

               Salah satu keanekaragaman kebudayaan di Indonesia adalah dengan masuknya kebudayaan barat. Awal masuknya kebudayaan barat di Indonesia terjadi ketika kaum kolonialisme Belanda masuk ke Indonesia. Mulai dari penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagang Belanda (VOC) dan berlanjut dengan pemerintahan kolonialisme Belanda selama 350 tahun. Dalam kurun waktu itu juga, di pusat kota terutama di jawa, Sulawesi Utara dan Maluku berkembang menjadi dua lapisan sosial. Lapisan pertama terdiri dari kaum buruh dari berbagai mata pencaharian. Lapisan kedua adalah kaum pegawai dan biasanya di lapisan inilah pendidikan barat di sekolah-sekolah dan kemampuan berbahasa Belanda menjadi syarat utama mencapai kenaikan kelas sosial.
               Karena pengaruh kebudayaan Eropa yang masuk ke Indonesia itu juga menjadi titik masuknya agama Kristen Protestan dan agama Katolik. Kedua agama tersebut sengaja disiarkan oleh organisasi-organisasi penyiaran agama (Missie untuk agama Katolik dan Zending untuk agama Kristen Protestan) yang semuanya bersifat swasta.

KEBUDAYAAN DAN KEPRIBADIAN

               Banyak opini umum menyatakan bahwa kebudayaan suatu bangsa adalah cerminan dari kepribadian bangsa yang bersangkutan. Setiap masyarakat memiliki nilai dan sistem kaidah sebagai konkretisasinya. Nilai dan sistem kaidah berisikan harapan-harapan masyarakat dan perilaku yang pantas. Suatu kaidah misalnya kaidah hukum memberikan batas-batas pada perilaku seseorang. Batas-batas tersebut yang menjadi ”aturan permainan” dalam pergaulan hidup.

PRANATA SOSIAL DAN INSTITUSIONALISASI

               Untuk menjaga agar hubungan antar manusia berjalan dengan baik, maka didalam masyarakat dibedakan adanya :
  1. Cara (Usage) yang artinya mitunjukkan pada suatu bentuk perbuatan, kekuatan mengikatnya sangat lemah bila dibandingkan dengan folkways.
  2. Kelaziman (kebiasaan) yang biasanya disebut dengan Folkways, artinya yaitu perbuatan yang berulang-ulang dalam bentuk yang sama yang diikutinya kurang berdasarkan pemikiran dan biasanya didasari pada kebiasaan atau tradisi.
  3. Adat istiadat (costum / mores) yang biasanya menjadi norma pengatur pada kebiasaan masyarakat. Mores biasanya diikuti tidak hanya secara otomatis tetapi karena dihubungkan dengan suatu keyakinan dan perasaan yang dimiliki oleh anggota masyarakat.
               Proses institusionalisasi adalah suatu proses yang dilewati oleh norma kemasyarakatan yang baru untuk menjadi bagian dari salah satu lembaga kemasyarakatan sehingga norma tersebut oleh masyarakat diterima, dihargai dan kemudian ditaati dan dipatuhi dalam mengatur kehidupan sehari-hari.
               Dr. Koentjaraningrat membagi lembaga sosial/pranata-pranata kemasyarakatan menjadi 8 macam, yaitu :
  1. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan kehidupan kekerabatan (domestic institutions)
  2. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk mata pencaharian hidup (economic institutions)
  3. Pranata yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ilmiah manusia (scientific institutions)
  4. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan pendidikan (educational institutions)
  5. Pranata yang bertujuan untuk memebuhi kebutuhan ilmiah, menyatakan rasa keindahan dan rekreasi (aesthetic and recreational institutions)
  6. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan Tuhan atau alam gaib (religius institutions)
  7. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk mengatur kehidupan berkelompok atau bernegara (political institutions)
  8. Pranata yang bertujuan mengurus kebutuhan jasmaniah manusia (cosmetic institutions)

Sumber :
-http://pristikurnia.blogspot.com/2010/10/ilmu-sosial-dasar-sebagai-salah-satu.html 
- Wikipedia

Nama : Muhammad Fazrul I
Kelas : 1IA05
NPM : 54411833

Comentários:

Posting Komentar

 
Ordinary blog and Ordinary people © Copyright 2010 | Template By FazruL Lestrange |